- Latar Belakang Kasus
Video deepfake yang mengatasnamakan Prabowo Subianto muncul di berbagai platform media sosial. Video tersebut memanipulasi wajah dan suara Prabowo, seolah-olah dia sedang berbicara atau menyampaikan hal-hal tertentu yang sebenarnya tidak pernah diucapkan oleh Prabowo. Video ini menjadi viral dan memicu keresahan, mengingat potensi penyalahgunaan untuk tujuan tertentu, seperti pencemaran nama baik atau penipuan. - Pelaku dan Penangkapan
Dalam pengungkapan kasus ini, pihak kepolisian melalui Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri berhasil menangkap seorang pelaku pada 16 Januari 2025,dimana identitas pelaku bernama Almandela, 28 tahun, warga Kecamatan Bumi Nabung, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampungt. pelaku tidak bekerja sendiri, kejahatan ini merupakan sindikat. pelaku dibantu FA yang kini ditetapkan DPO. FA bertugas menyiapkan video deepfake atau yang mengeditnya,” kata Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Himawan Bayu Aji saat konferensi pers di Jakarta, Kamis, 23 Januari 2025 . - Tindak Pidana yang Dikenakan
Polisi menjeratnya dengan Pasal 51 Ayat (1) juncto Pasal 35 Undang-Undang No 1 Tahun 2004 Tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Pasal 378 KUHP.. - Modus Pelaku
pelaku menyebarkan video dengan mencantumkan nomor whatsapp supaya korban menghubungi nomor itu Kemudian tersangka menggiring korban untuk mengisi formulir pendaftaran sebagai penerimaan bantuan dan diminta mentransfer sejumlah uang dengan alasan biaya administrasi. dimana biaya pendaftaran bervariasi, mulai dari Rp 250 ribu hingga Rp 1 juta. Penipuan dengan bantuan video manipulasi Prabowo, telah memakan 11 orang korban dengan total kerugian mencapai Rp 30 juta. Para korban terpikat dengan rayuan video palsu yang memuat wajah Prabowo Subianto. Akhirnya korban mentransfer sejumlah uang dengan tujuan akan mendapatkan bantuan dari Presiden. - Pentingnya Kesadaran Terhadap Deepfake
Kasus ini mengingatkan kita akan bahaya penyalahgunaan teknologi deepfake. Pihak berwenang terus berusaha menanggulangi penyebaran informasi yang merugikan ini. Teknologi deepfake sendiri, yang memungkinkan pembuatan video palsu dengan hasil yang sangat realistis, memerlukan kewaspadaan ekstra, terutama di era digital saat ini, di mana hoaks dan penipuan semakin mudah tersebar.
Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya kewaspadaan dalam dunia maya, di mana teknologi bisa digunakan dengan cara yang sangat merugikan. Teknologi deepfake bisa menciptakan video palsu yang begitu meyakinkan, dan masyarakat harus semakin cermat dalam memilih sumber informasi.